Loading Now

bercinta dengan mantan pacarku

Namaku Erik. Aku baru saja menonton berita di televisi dan tidak bisa mempercayai apa yang kulihat. Mantan pacarku, Aaliyah Massaid, kini bertunangan dengan Thariq Halilintar. Meskipun aku sekarang sudah memiliki tunangan yang juga sangat menawan, perasaan terhadap Aaliyah belum sepenuhnya hilang. Kami terpaksa berpisah karena ibunya tidak menyetujui hubungan kami. Aku hanya seorang gitaris biasa, sementara Aaliyah adalah anak dari penyanyi terkenal. Ayahnya yang telah meninggal adalah seorang aktor terkenal, dan ibu tirinya adalah seorang politisi ternama di Indonesia (meski sempat terlibat kasus dengan KPK). Kami bertemu di sebuah klub malam yang sering dikunjungi anak-anak muda seusia Aaliyah, di mana aku dikenalkan oleh temanku yang juga seorang artis dan sahabat Aaliyah, Amel Carla.

Melihat acara lamaran itu, aku kembali teringat peristiwa setahun yang lalu, saat aku masih berpacaran dengan Aaliyah. Malam di mana kami melewati momen yang sangat berarti.

Setahun Yang Lalu

Sekitar pukul 7 malam, aku berdiri di depan rumahnya, mengetuk gerbang pagar. Ini adalah kencan ketiga kami. Setelah makan di restoran mewah dan menonton film di bioskop, kali ini aku ingin mengajaknya berkeliling Jakarta dengan motorku. Tidak lama setelah aku mengetuk pagar, Aaliyah muncul dari balik pintu dengan senyuman manis. Ia mengenakan kaos ketat dan rok hitam yang panjangnya hampir mencapai lutut.

MEUAHPB_t bercinta dengan mantan pacarku

Aku bertanya, “Mama kamu ada di rumah?”

Aaliyah pernah bercerita bahwa dia tinggal hanya bersama ibunya di rumah itu. Kakaknya berada di luar negeri, sementara adik tiri dan ibu tirinya tinggal di tempat lain.

“Mama lagi ada konser di Semarang. Mungkin baru pulang beberapa hari lagi.” Jawab Aaliyah sambil tersenyum manis.

“Oh, yaudah. Kita langsung jalan aja yuk!” Aku mengajak Aaliyah menaiki motorku.

Aaliyah mengenakan helm yang kuberikan dan langsung naik ke motorku. Sepanjang perjalanan, aku merasakan ketegangan yang tak bisa kuabaikan, karena tubuhnya yang menempel di belakangku membuatku sangat terpengaruh.

Jam Setengah 10 Malam

Setelah berkeliling kota dan mampir makan, kami akhirnya kembali ke rumahnya. Setibanya di sana, rumahnya tampak sepi.

“Masuk yuk!” Aaliyah mengajakku masuk.

Setelah memarkir motor, aku mengikuti langkahnya ke dalam rumah, memperhatikan gerakan tubuhnya dengan penuh perhatian. Jam di tanganku menunjukkan pukul setengah 10 malam, dan saat kami masuk, aku tidak melihat ada orang di rumah.

“Pembantu kamu di mana?” tanyaku pada Aaliyah.

“Kamar pembantu terpisah dari bangunan utama, agak jauh ke belakang,” jawab Aaliyah.

“Oh, begitu,” jawabku.

“Jadi kalau kamu sudah buka pintu, pembantu langsung pergi ke belakang?” tanyaku lagi.

“Iya,” jawab Aaliyah dengan senyuman yang mengisyaratkan sesuatu.
Belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung kutarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali, tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang payudaranya yang benar-benar besar itu sambil kuremas-remas dengan kuat sekali. Dia pun mengeluh,

“Ohh.. oohh sakit” Aaliyah mendesah.

Aku langsung mengulum telinganya sambil berbisik, “Tahan sedikit yah…” Aaliyah cuma mengangguk.

MEUAHPA_t bercinta dengan mantan pacarku

Payudaranya kuremas dengan kedua tanganku sambil bibirku menjilati lehernya, kemudian pindah ke bibirnya langsung kulumat-lumat bibirnya yang agak seksi itu, kami pun berpagutan saling membenamkan lidah kami masing-masing. Penisku langsung kurasakan menegang dengan kerasnya. Aku mengambil tangan kirinya dan menuntun memegang penisku di balik celanaku, dia cuma menurut saja, lalu kusuruh untuk meremasnya.

Begitu dia remas, aku langsung mengeluh panjang, “Uuhh… nikmat Aal” kataku.

“Teruss…” dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan wajahku di antara payudaranya, tapi masih terhalang BH-nya, aku jilati payudaranya sambil kugigit-gigit kecil di sekitar payudaranya “Aahh… aahh…”

Dia pun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya, aku langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas payudaranya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, dia mempunyai payudara yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama aku main cewek, baru aku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya). Kujilat kedua payudaranya sambil kugigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah.

“Aahh… sakkiitt…” tapi aku tidak ambil pusing, tetap kugigit dengan keras.

Sekarang payudara dia berada tepat di depan wajahku. Sambil aku memandangi wajahnya yang sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas kedua payudaranya dengan lembut.

Aaliyah pun kembali mendesis, “Ahh… aahh…” kemudian kutarik payudaranya dekat ke wajahku sambil kugigit pelan-pelan.

Aaliyah pun memeluk kepalaku tapi tangannya kutepiskan. Sekelebat mata, aku menangkap bahwa pintu ruang tamunya belum tertutup, aku pun menyuruh dia untuk penutup pintunya, dia pun mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup pintu dengan mengendap-endap, karena bajunya tetap terangkat sambil memperlihatkan kedua bukit kembarnya yang membuat hati siapa saja akan lemas melihat payudara yang seperti itu.

Setelah mengunci pintu Aaliyah pun kembali berjalan menujuku. Aku pun langsung menyambutnya dengan memegang kembali kedua payudaranya dengan kedua tanganku tapi tetap dalam keadaan berdiri kujilati kembali payudaranya. Setelah puas mulutku pun turun ke perutnya dan tanganku pelan-pelan kuturunkan menuju liang senggamanya sambil terus menjilati perutnya sesekali menghisap puting payudaranya. Tanganku pun menggosok-gosok selangkangannya, langsung kuangkat pelan-pelan rok yang dia kenakan, terlihatlah pahanya yang mulus sekali dan CD-nya yang berwarna putih.

Kuremas-remas liang kewanitaannya dengan terburu-buru, dia pun makin keras mendesis, “Aahh… aakkhh… ohh… nikmat sekali…”

Dengan pelan-pelan kuturunkan CD-nya sambil kutunggu reaksinya, tetapi ternyata dia cuma diam saja, Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Aku pun menjilatinya dengan penuh nafsu, dia pun makin berteriak, “Aakkhh… akkhh… lagi… lagii…”

Setelah puas aku pun menyuruhnya duduk di lantai sambil aku membuka kancing celanaku dan kuturunkan sampai lutut, terlihatlah CD-ku. Kutuntun tangannya untuk mengelus penisku yang sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku. Dia pun mengelusnya lalu mulai memegang penisku. Kuturunkan CD-ku, maka penisku langsung berkelebat keluar hampir mengenai wajahnya. Dia pun kaget sambil melotot melihat penisku, aku menyuruhnya untuk melepas kaos yang dia kenakan dan roknya juga, seperti dipangut dia menurut saja apa yang kusuruh lakukan. Dengan terburu-buru aku pun melepas semua bajuku dan celanaku, kemudian karena dia duduk di lantai sedangkan aku di kursi, kutuntun penisku ke wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Kusuruh untuk membuka mulutnya tapi sepertinya dia ragu-ragu.

Setengah memaksa kutarik kepalanya, akhirnya penisku masuk juga ke dalam mulutnya. Dengan perlahan dia mulai menjilati penisku.

“Aakkhh… aakkhh…” Aku mendesah sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan penisku di dalam mulutnya.

“Aakk… akk… nikmat Aaal!…” Aku merasa keenakan.

MEUAHP9_t bercinta dengan mantan pacarku

Setelah agak lama akhirnya aku suruh berdiri dan melepaskan CD-nya, tapi muncul keraguan di wajahnya, akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga, maka telanjang bulatlah dia di depanku sambil berdiri. Aku pun tak mau ketinggalan, aku langsung berdiri dan langsung melepas CD-nya. Aku langsung menubruknya sambil menjilati wajahnya dan tanganku meremas-remas kedua payudaranya yang putingnya sudah semakin tegang, dia pun mendesis “Aahh… aahh… aahh… aahh…” sewaktu tangan kananku aku turunkan ke liang kemaluannya dan memainkan jari-jariku di sana.

Setelah agak lama baru aku sadar bahwa jariku telah basah. Aku pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan kusiapkan penisku. Kugenggam penisku menuju liang senggamanya dari belakang. Kusodok pelan-pelan tapi tidak mau masuk-masuk, kusodok lagi terus hingga dia pun terdorong ke tembok, tangannya pun berpangku pada tembok.

Aku mendengar Aaliyah mendesis, “Aahh… ssaayaa… ssaayaangg… kaammuu…”

Aku pun terus menyodok Aaliyah dari belakang. Mungkin karena kering, penisku agak kesulitan untuk memasuki vaginanya. Kuangkat penisku lalu kuludahi tanganku banyak-banyak dan kuoleskan pada kepala penisku dan batangnya, Aaliyah hanya bisa memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Kugenggam penisku menuju liang senggamanya kembali. Pelan-pelan kucari dulu lubangnya, begitu kusentuh lubang kemaluannya.

Aaliyah pun langsung mendesis kembali, “Ahh… aahh…”

Kutuntun penisku menuju lubang senggamanya itu tapi aku rasakan baru masuk kepalanya saja, dia pun langsung menegang tapi aku sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan yang keras kusodok kuat-kuat lalu aku rasa penisku seperti menyobek sesuatu, maka langsung saja dia berontak.

Aaliyah kemudian berteriak setengah menangis “Ssaakkiitt…” aku rasakan penisku sepertinya dijepit oleh dia keras sekali sehingga kejantananku terasa seperti lecet di dalam kewanitaannya.

Aku lalu bertahan dalam posisiku dan mulai kembali menyiuminya sambil berkata kalimat template, “Tahann.. Aal… sakitnya cuman sebentar kok…”

Aku memecahkan selaput daranya. Aku berhasil merenggut kesucian dari seorang Aaliyah Massaid. Aku memegang kembali payudaranya dari belakang sambil kuremas-remas secara perlahan dan mulutku menjilati belakangnya, lalu lehernya, telinganya dan semua yang bisa dijangkau oleh mulutku agak lama.

Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati ciumanku di badan dan remasan tanganku di payudaranya “Ahh… aahh… ahh… kamu sayang sama aku kan?” dia berkata sambil melihat kepadaku dengan wajah yang penuh pengharapan.

Aku cuma menganggukkan kepala, padahal aku sedang menikmati penisku di dalam liang kewanitaannya yang sangat nikmat sekali seakan-akan aku sedang berada di suatu tempat yang dinamakan surga.

“Enak Aal?” tanyaku.

Dia cuma mengangguk pelan sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, “Aahh… aahh…” lalu aku mulai bekerja, aku tarik pelan-pelan penisku lalu aku majukan lagi, tarik lagi, majukan lagi, dia pun makin keras mendesis, “Aahh… ahh… ahhkkhh…”

Akhirnya ketika kurasakan bahwa dia sudah tidak kesakitan lagi, aku pun mengeluar-masukkan penisku dengan cepat, dia pun semakin melenguh menikmati semua yang aku perbuat pada dirinya sambil terus meremas payudaranya yang besar itu.

Aaliyah teriak “Akuu mauu keeluuarr…”

Aku pun berteriak juga “Aahhkk Aaalll…”

Aku langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai-sampai aku rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya, tapi aku benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara “Ahh… aahh… ahh… akkhh… akkhh… truss…” langsung Aaliyah berkata “Akkkuuu keelluuaarr… akkhh… akhh…” tiba-tiba dia mau jatuh, tapi aku tahan dengan tanganku.

Kupegangi pinggulnya dengan kedua tanganku sambil kukocok penisku lebih cepat lagi “Akkhh… akkhh… akkkkuuu mauu… keelluuaarr… akkhh…” peganganku di pinggulnya kulepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas.

Dari penisku menyemprotlah air mani sebanyak-banyaknya, “Ccroott… croott… ccrroott…” Aku melihat air maniku membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, “Akhh…, thanks Aal…” sambil berjongkok kucium pipinya sambil kusuruh jilat lagi penisku. Dia pun menjilatinya sampai bersih. Kami berdua beristirahat di atas karpet. Kulit kami dipenuhi keringat dan nafas kami juga tersengal-sengal. Aku hanya bisa berharap pembantu Aaliyah tidak mendengar atau menyaksikan perbuatan kami tadi. Aaliyah kemudian menyandarkan kepalanya di atas dadaku dan aku mencium kepalanya.

Back to Present Day…

Aku mendapat WhatsApp yang isinya undangan pernikahan Aaliyah dan Thariq. Memang setelah putus kami masih berteman, bahkan sebagai itikad baik dari Ibunya karena aku bersedia mengakhiri hubunganku dengan Aaliyah, dia menjadikanku pemain gitar untuk konser-konsernya. Aku hanya tersenyum menerima undangan itu. Terbesit pikiran nakal dalam otakku. Saat resepsi nanti, aku akan berbisik pada Thariq “Bini lo bekas gue.”

Share this content:

Post Comment

You cannot copy content of this page