Loading Now

mama dan kakaku sama-sama enak

Seorang pemuda bernama Ijul baru pulang dari sekolah, dan temannya, Ateng, mengantarkannya hingga ke gang rumah Ijul. Saat mereka tiba, Ateng bertanya, “Siapa yang meninggal, Jul?” Ijul hanya bisa menjawab, “Gak tahu,” sambil melihat bendera kuning yang dipasang di gang rumahnya.

Mereka memasuki gang dan melihat banyak kursi serta kerumunan orang yang mengenakan pakaian sopan. Ternyata, yang meninggal adalah tetangga samping rumah Ijul.

“Dah, aku mau masuk dulu, Teng,” kata Ijul saat mereka tiba di depan rumahnya. Ibunya, yang sedang berada di teras bersama kakaknya, Yuli, tengah berbincang serius.

“Gue langsung balik aja, Jul,” jawab Ateng, lalu segera memutar balikkan motornya dan pulang ke rumah.

Ijul menyapa ibunya di teras. “Salam ke kakak lo juga,” ujar Yuli, kakak perempuan Ijul, sambil melirik Ijul.

“Iya, iya…” jawab Ijul dengan sedikit malas, lalu cepat-cepat mencium tangan kakaknya.

(fyi, Ijul saat itu berusia 17 tahun. Kakaknya, Yuli, berusia 25 tahun dan bekerja sebagai teller bank. Ibunya seorang ibu rumah tangga yang juga berjualan sarapan pagi hari, sedangkan ayahnya sudah lama meninggal.)

Beberapa malam kemudian, Ijul terbangun dari tidurnya karena mendengar suara ketukan di kamar. Ia membuka pintu, tetapi tidak ada siapa-siapa di luar. “Pasti Ka Yuli,” gumam Ijul dalam hati, menduga-duga.

Ketika Ijul kembali tidur, ia melihat bayangan hitam yang tampak jelas di jendela. Ketakutan mulai merayapi dirinya dan jantungnya berdegup kencang. Ia memutar posisi tidur membelakangi jendela, lalu memejamkan mata sambil membaca doa tidur dalam hati. Namun, saat ia memundurkan sedikit badannya, ia merasa seperti menyentuh sesuatu dan tiba-tiba mendengar suara yang menyerupai tetangga yang telah meninggal, “Jul… kok udah jarang sih ngasih belimbing?”

Keringat mulai membasahi kening Ijul. Dengan ketakutan yang memuncak, ia langsung bangkit dan berlari keluar dari kamar menuju kamar ibunya.

“Ada apa, nak?” tanya ibunya yang tampak bingung melihat Ijul ketakutan dan berkeringat.

“Ada setan, Mah, di kamar Ijul…” jawab Ijul dengan terburu-buru.

Ibunya, terkejut melihat kondisi Ijul yang belum pernah terlihat ketakutan seperti itu sebelumnya, berkata, “Tidur di ruang tamu aja, Mah temenin.” Mereka akhirnya tidur di sofa, dengan Ijul di satu sofa dan ibunya di sofa di seberangnya.

Jumat Pagi

“Bangun, Jul… sudah pagi. Sekolah, ya,” kata ibu Ijul, membangunkannya pada Jumat pagi.

Ijul terbangun dan menceritakan kepada ibunya mengenai kejadian semalam. Yuli, kakaknya yang sedang duduk di meja makan, mendengar cerita itu dan berkata, “Aduh, jangan bohong, deh.”

Ibu dan Ijul menoleh ke arah Yuli. Ijul dengan tegas menjawab, “Serius, Ka, aku nggak bohong.”

“Udah, udah. Sarapan dulu, terus mandi, dan siap-siap ke sekolah,” kata ibu sambil beranjak menuju dapur.

Setelah itu, mereka menjalani aktivitas masing-masing: Yuli pergi bekerja, Ijul pergi ke sekolah, dan ibu berjualan sarapan.

Singkat cerita,

Ijul pulang sekitar pukul 7 malam dengan diantar Ateng, temannya. Mereka sempat nongkrong sebentar setelah sekolah. Ijul bukan tipe anak culun; dia dikenal agak bandel.

“Masuk dulu, Teng. Makan dulu,” ajak Ijul kepada Ateng.

“Kalau ada makanan, boleh deh,” jawab Ateng.

“Pasti ada,” jawab Ijul, yakin sekali bahwa makanan pasti tersedia di rumah. Untuk uang jajan, tergantung pada kakaknya, karena Yuli-lah yang memberinya uang.

00fe9ab1661e6e455fbaf9ba67383785 mama dan kakaku sama-sama enak

Di rumah, ibu Ijul yang sedang menonton TV dengan ramah menawari Ateng makanan.

Mereka kemudian mengambil makanan dan masuk ke kamar Ijul untuk makan di sana.

“Nginap aja, Teng,” ajak Ijul kepada Ateng, mengingat besok libur sekolah dan juga karena dia masih merasa takut akan kejadian semalam.

“Ah, bokap gue pasti nggak bolehin,” jawab Ateng sambil makan dengan lahap.

Setelah makan, Ateng mengeluarkan dua batang rokok. Ijul mengunci pintu kamar dan membuka jendela agar tidak ketahuan merokok oleh ibunya.

Setengah jam kemudian, Ateng pamit pulang.

Malam sekitar pukul 1, Ijul masih menonton TV dan berniat untuk tidak tidur di kamarnya.

Saat asyik menonton, Yuli keluar dari kamarnya dan duduk di seberang Ijul dengan wajah ketakutan.

“Kenapa, Ka?” tanya Ijul, menyadari ekspresi kakaknya yang tidak biasa.

Yuli menjelaskan bahwa ia melihat sosok dari jendela kamarnya yang mirip dengan tetangga yang sudah meninggal hampir dua minggu lalu.

“Benar kan, Ka?” tanya Ijul sambil memegang remote TV.

“Kayaknya aku mau tidur sama ibu aja deh,” kata Yuli, berdiri untuk pergi. Namun, Ijul mencegahnya, “Kasihan, Mah baru tidur jam setengah 12, setelah masak untuk dagangan besok.”

Yuli mendengarkan adiknya dan akhirnya duduk kembali. “Temenin aku, ya. Aku takut,” pintanya kepada Ijul, meminta temannya untuk tidur di kamarnya.

“Tapi besok bagi duit, ya,” pinta Ijul dengan memanfaatkan situasi. “Iya,” jawab Yuli sambil menyalakan lampu dan menuju kamar mandi.

Ijul mematikan TV dan masuk ke kamar Yuli, lalu tiduran di kasur sambil memeluk guling. Tak lama kemudian, Yuli masuk kamar dan Ijul protes saat kakaknya mematikan lampu kamar. “Kenapa dimatiin, Ka?” tanya Ijul.

“Aku nggak bisa tidur kalau lampu nyala,” jawab Yuli dan langsung tiduran di samping Ijul, membelakangi adiknya.

Ijul merasa sulit tidur, terutama ketika besoknya libur. Tiba-tiba, terdengar suara seperti batu yang dilempar ke tembok kamar. Keduanya mengabaikannya, namun suara itu terdengar lagi.

“Jul, lo denger nggak?” tanya Yuli, sambil tetap membelakangi Ijul. “Denger, Ka,” jawab Ijul, juga dalam posisi membelakangi kakaknya.

Suara itu sempat berhenti, tetapi dua menit kemudian, terdengar lagi. Yuli kemudian memeluk Ijul erat-erat dan menempelkan wajahnya di punggung adiknya dengan ketakutan.

Ijul tetap dalam posisinya, merasakan kekuatan pelukan kakaknya membuatnya semakin terjaga. Suara tersebut berhenti, namun Yuli tetap merasa takut.

sang kaka melepaskan tangannya yang memeluk perut ijul, saat melepas tangannya tak sengaja tangan yuli bergerak kbawah dan mengenai p***s ijul dari luar boxer yang tegang.

“de, lo ngaceng?..” tanya yuli yang memundurkan badannya tapi posisi tidurannya menyamping, wajahnya bisa melihat punggung ijul. “empp gatau ah ka..” balas ijul yang masih tiduran sambil membenarkan posisi penisnya yang agak tak enak didalam boxer.

“ko bisa sih jul…” tanya ka yuli kembali.

“lagian lo meluk gue sih ka…” keluh ijul berkata.

tiba tiba suara timpukan terdengar agak kencang, yang membuat Yuli reflek memeluk ijul lagi dan sempat mengenai p***s ijul yang tegang. yuli langsung mengarahkan tangannya memeluk perut ijul.

“orang lagi takut gini, bisa bisanya lo ngaceng de..” Seru yuli yang masih memeluk ijul.

“makanya jangan di peluk mulu ka, biar ga bangun dianya.” Tepis ijul memejamkan matanya merasakan pa kakanya menempel sekali dipunggungnya. “gue takut banget de.” yuli berkata dan memeluk ijul.

Beberapa menit kemudian yuli melepaskan pelukannya dan kembali ke posisi membelakangi ijul.

Hingga yuli agak risih dengan suara kasur yang mana ijul sering kali berganti posisi tiduran seperti orang gelisah. “kenapa sih de?” tanya yuli bersuara.

“engga.” balas ijul.

Sejenak yuli berfikir mungkin adeknya masih ngaceng. yuli memutar badannya dan melihat adiknya yang tiduran memunggunginya sambil tangannya di epit diselangkangannya. Karena guling di pake yuli.

“masih ngaceng de?” tanya yuli pelan keadeknya. “eng…ga ka.” jawab ijul. Tiba tiba Yuli memeluk adiknya kembali dan tangannya meraba boxer adiknya. “ini masih bangun….” suara yuli didekat telinga ijul.

Ijul membuka matanya sedikit kaget ketika tangan kakanya meraba penisnya dari luar boxer..

“ka, jangan dielus elus…” suara ijul.

“kalo bangun terus gabakal bisa tidur lo de, harus dikeluarin biar lega..” balas yuli dari belakang ijul.

Dan tangan yuli masuk kedalam boxer ijul…

“gue bantuin ya de biar cepet keluar…” suara yuli kembali terdengar.

Ijul lantas mengubah posisi tidurannya telentang dan melirik ke kakanya yang sedikit bangun dengan tangannya masih didalam boxer ijul.

“buka aja kali ya de boxernya” ucap Yuli melirik adiknya yang telentang sambil melihat kelangit langit. Ijul juga melirik kakanya dan “terserah ka.”

lalu yuli menurunkan boxernya ijul…. Dan mengocok perlahan p***s ijul.

“de tapi lo pernah grepe cewe kan?” tanya yuli yang msih mengocok p***s dengan tangan kanannya. “emm peernah sih ka..” ucap ijul melirik yuli..

“ko daritadi lo gak grepe grepe gue de…” ucap Yuli dengan senyum yang agak nakal memandang ijul . ijul yang melihat raut wajah kakanya memberanikan kedua tangannya meraba pa kakanya. “gapake bh ya ka..” ucap ijul saat menggrepe pa kakanya. “engga.”

Suara nafas Yuli tiba tiba gak beraturan, ijul yang sudah tau gelagat kakanya itu segera menarik kaos kakanya keatas, dan terpampang kedua pa yang indah. Ijul memilin pg itu dan merasa p**g itu juga sudah agak keras. “de..”

Ijul yang menatap p***a langsung melirik kakanya dan yuli melumat bibir adiknya dan melepaskan tangannya dari ps adiknya.

Adiknya membalas ciuman kakanya sambil kedua tangannya meraba payudaranya.

Tak lama yuli melepas ciumannya dan tiduran telentang sambil membuka celana hotpants nya, ijul langsung duduk dan memainkan tangan kirinya menggosok v****a Yuli dari dalam cd..

“de…. emphhhh…..”

“terusss de….”

Rancau kakanya, ijul yang mendengar itu langsung menurunkan cd merah kakanya dan memasukkan jarinya kedalam v****a yang ssudah agak basah, lalu ijul melumat bibir yuli. Ciuman keduanya menimbulkan suara.

Ijul melepaskan ciuman dan mengisap p****g kakanya secara bergantian dengan nafsu mengebu gebu..

“ahhhhhhhh…. gila lo de….. enakk banget….”

“emnnpphhhh….”

“terusss de…..”

“yaampunnnn…..”

Mendapat perlakuan dari adiknya, Yuli menggelinjang dan

“ohhhhh…..”

Jari ijul terlihat basah sekali ketika yuli mengeluarkan cairan dari dalam vaginanya.

“udah ya ka” tanya ijul yang sedikit bangun disamping ka yuli.

Yuli menggerakan tangannya kebawah dan mengocok p***s ijul dengan pelan.

“tanggung de…”

Yuli mengeluarkan senyum nakalnya..

“Masukin ka?” suara ijul berkata yang dibalas anggukan oleh yuli yang tidur telentang.

“serius nih ka?” tanya kembali ijul yang masih ragu. “iya.” singkat timpal yuli.

Tiba tiba suara timpukan terdengar lagi, “diemin aja de..”

“masukinnn dongg de..” pinta yuli yang sudah diselimuti oleh nafsunya.

Ijul bangkit dan menindih kakanya mencoba memasukan penisnya..

“dee… jangan kenceng kenceng yaaa.. punya lo gede soalnya..”

Ijul memasukkan setengah penisnya dan sedikit memompa dengan pelaan.

“gila gilaaa…. enak banget….”

“yaampunn….”

“ahhh…”

Suara yuli yang digoyang adiknya dengan pelan..

“emmm…”

“enakk bangett kaa…”

“mainn ga pake kondom…”

Yuli melihat wajah adeknya yang didepannya persis.

“terusinnn de…..”

“jangannn berentii….”

“ohhhh……. empphhhhh…..”

“ohhhhh…..”

Yuli mendesah sambil memejamkan matanya tak kuasa..

Dan ijul berusaha memompa dengan agak kencangggg…..

“gilaaaa….. enakk bangettt sumpahhh….”

“ahhhhhh….”

“yaampunn de……” desah yuli kembali….

Terus ijul memompa dan menarik penisnya..

“emmmppphh… kenapa..” Yuli bersuara…

Ijul memutar tubuh kakanya dan mengangkat p****t kakanya menungging..

“bless……”

“plokkk… plokkk….” ijul memompa kakanya kembali…

“aduhhhhh enakk……”

“emphhh…… kuat banget lo de…..”

“gilaa…… ohh…….”

“Ohhhh……”

Kakanya berkata pelan dan menutup mulutnya tak kuasa menahan sodokan ijul yang agak kencang….

“sumpahhh…. enakk bangettt gilaaa…..” desah kakanya.

Dan tiba tiba ijul menarik penisnya dan crott…. crot….. crott….. diatas p****t yuli ijul memuntahkan pejunyaaa..

Yuli merebahkan tubuhnya tengkurap dan nafasny juga naik turun ….

“mantepp de….”

“baru kali ini gue n***e puas….”

Ijul yang tiduran disamping Yuli telentang bersuara, “ama bang donii seringgg n***e dong ka?”

“sering…. de .. tapii… gakk seenak barusann….” balas kakanya.

Saat itu jam menunjukkan pukul setengah 4, ijul berniat bangkit dan memakai boxernya..

“tidur sini aja de…” ujar ka yuliii..

“pasti mamah nanya ka nanti….”

“nanti gue yang ngomong kalo gue ngeliat setan terus minta temenin lo….” timpal kakanya yang masih tiduran belom memakai cd nyaa..

Ijul sontak langsung tiduran kembali disebelah kakanya…

Paginya, suasana kembali normal. Ibu sibuk berjualan di teras, sementara Ijul baru bangun tidur setelah Ka Yuli menyuruhnya kembali ke kamarnya sekitar pukul setengah enam pagi.

Ijul terbangun dan melihat jam di dinding menunjukkan pukul setengah sembilan. Ia segera bangkit dan menuju meja makan, yang belum terisi makanan. Melihat dari jendela, ia melihat ibunya tengah sibuk melayani pembeli.

Ijul berniat ke toilet untuk kencing. Untuk mencapai toilet, ia harus melewati dapur terlebih dahulu, dan melihat Ka Yuli yang sedang memotong bawang dan tomat untuk memasak. Ka Yuli mengenakan baju hitam dan celana pendek.

“Bisa bantu ngepel, De?” tanya Ka Yuli sambil fokus pada pekerjaannya.

Ijul mendekati Ka Yuli, lalu bertanya, “Masak apa, Ka?”

“Lepasin dulu, De. Nanti Mama lihat,” kata Ka Yuli sambil tersenyum, ketika merasakan sentuhan dari Ijul.

Ijul melepaskan tangannya dan menjawab, “Saya cuma nanya masak apa.”

“Emang nanya, tapi tangan lo masih aja di situ,” balas Ka Yuli sambil tersenyum.

Ijul hanya tersenyum dan melanjutkan ke toilet.

Setelah itu, Ijul kembali ke kamarnya untuk mengambil ponsel dan kemudian menonton TV sambil bermain ponsel.

“De, bantuin Kakak ngepel yuk,” suara ibunya terdengar ketika melewati Ijul yang sedang duduk.

“Yah, iya,” jawab Ijul singkat.

Setelah sarapan selesai, Ijul mulai mengepel lantai. Saat sedang mengepel, ia melihat Ka Yuli baru keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di tubuhnya. Mereka saling memandang.

Ka Yuli berkata, “Kenapa bengong, De? Ngantuk ya?” lalu langsung berjalan ke kamar.

Sementara Ijul melanjutkan pekerjaannya, ia melihat Ka Yuli yang telah mengganti handuk dengan pakaian rapi—celana panjang dan baju.

“Mau pergi ke mana, Yul?” tanya ibunya yang duduk di teras sambil menyiapkan lontong.

“Ya, Mah. Mau main sama teman,” jawab Ka Yuli dan masuk ke rumah. Ijul, yang masih memegang tongkat pel, segera mengikuti Ka Yuli masuk ke dalam rumah.

Saat Ka Yuli hendak memasuki kamarnya, Ijul yang penasaran bertanya, “Ka, mau pergi kemana?”

Ka Yuli menjawab sambil mempersiapkan diri, “Mau keluar sebentar, ada rencana dengan teman.”

Ijul mengangguk dan melanjutkan pekerjaan rumahnya, sementara Ka Yuli keluar rumah untuk bertemu teman-temannya.

“kenapa mahh..” ijul menarik tangannya dari dalam boxer, mungkin mamahnya sempat melihat ijul yang meremas penisnya dari dalam boxer.

“itu de… anterin lontong nih ke rumah pak samsul…” ucap mamahnya dan langsung menutup pintu..

Ijul berdiam diri dulu dikamar, hingga penisnya tak tegang lagi baru keluar kamar.

Lantas ijul mengambil lontong yang di suruh mamahnya dan mengantarkan kerumah pak samsul.

……

Setelah pulang kerumah, ijul ingin meneruskan aktivitasnya tapi ia melihat mamahnya belom tidur siang. Ibunya biasanya selalu tidur siang dan akan bangun jam setengah 3 siang untuk beberes rumah.

……

Ijul diam2 menfoto penisnya didalam kamar dan mengirim kekakanya.

“pulang kapan ka?” isi pesan ijul kekakanya.

“apaan sih jul, jorok lo ah kirim kirim gituan ..”

“udah ga sabar ka soalnya….” balas ijul kembali…

“ga pulang gue hahaaha, c**i aja gih…” balas kakanya seperti meledek ijul.

Ijul males membalas pesan kakanya itu…

…….

“jul….” teriak mamahnya dari luar kamar ijul..

Ijul membuka pintu dan menghampiri mamahnya yang lagi menonton tv.

“kenapa mah?” tanya ijul berdiri senderan ketembok.

“kamu udah ga digangguin lagi kalo malem?” tanya mamahnya asik menerpa tv.

“engga ko mah..” jawab ijul.

“makanya sering sering berdoa dong jul…” balas mamahnya dan langsung dibalas anggukan oleh ijul.

……

sorenya jam 3, ateng ngajak nongkrong dan ateng menjemput ijul.

……

malamnya pukul 9 ijul balik kerumahnya, mamahnya asik didapur membuat dagangan untuk esok hari minggu.

“beliin gas jul…” seru sang mamah.

Ijul yang melihat tak ada pergerakan dari kakanya bertanya, “ka yuli belom balik mah?”

“ka yuli nginep dirumah Irma..” Jawab mamahnya.

(Irma adalah temen kerjaan yuli, kadang Irma juga sering nginep di rumah yuli.)

Ijul lantas mendekati mamahnya mengambil gas kosong dan mengambil duit lalu berjalan keluar kewarung.

setelah balik ijul masuk kedalam kamar dan mengirim pesan ke kakanya. “yah beneran nginep lo ya ka?”

kakanya juga membalas pesan, “hahaha kenapa sih de, c**i aja sih kalo kepengen lagi..”

“c**i bayangin lo enaknya ka.” balas ijul.

“yaudah bayangin aja.” balas kakanya.

“vc an tapi ka, tapi lo bugil..” ajak adenya kekakanya.

“hehehe, gue kirimin video aja nanti ya jul.” Balas kakanya

“sekarang dong kaa pengennyaa sekarang kan.” Lanjut ijul membalas.

Kakanya tak membalas dan sepuluh menit kemudian kakanya mengirim video dirinya tengah bertelanjang sambil memainkan t***t dan vaginanya di kamar mandi.

“udah tuh … Selamat c**i adek mesummm..” ka yuli mengirim pesan.

“hehehehe makasih ka.” balas ijul singkat.

……

Ijul memutar video itu berkali kali sampai ia menurunkan boxernya.

dan mengocok penisnya…

karena sudah bernafsu ijul lupa mengunci pintu kamarnya, dan mamahnya membuka kamar ijul.

“ehh…” sontak mamahnya menutup pintu kembali.

Ijul yang degdegan memakai boxernya dan keluar kamar. “kenapa mah?” tanya ijul yang melihat mamahnya dimeja makan sedang minum air putih dan duduk.

“ohh.. engga de..” tepis mamahnya.

Ijul lantas mengambil minum juga dan sambil minum, ibunya berkata “kamu kalo gitu ya dikunci pintunya apa jull…”

Ijul yang mendengar perkataan itu langsung paham akan maksud mamahnya, “ya mamah maen asal masuk aja kekamar ijul, kan Dede udah gede mah..”

segera ijul berjalan kembali masuk kekamar. mamahnya tak menanggapi ijul.

jam 10 lewat, ijul keluar kamar dan mendapati mamahnya yang menonton tv. tumben mamahnya belom masuk kekamarnya.

“tumben mah belom tidur..” timpal ijul yang mau masak mie dari gelapnya ruangan dan menyalakan lampu meja makan.

Saat mau ngambil hape dikamarnya, ijul agak kaget melihat pakaian mamahnya yang memakai daster pendek selutut dan daster itu juga seperti ketek an, menunjukkan lengan mamahnya.

Lantas ijul mengambil hape dan memasak mie didapur.

“kebiasaan jul, kalo makan mie langsung dua.” Suara mamahnya yang ada didapur sedang mencari sesuatu.

“mamah ga tidur mah?” tanya ijul asik membuat mie.

“mau masukin kerupuk dulu buat besok.” Balas mamahnya.

Ijul makan mie di meja makan, melirik mamahnya sedang memasukkan kerupuk ke plastik.

Ijul melihat lekukan tubuh mamahnya yang bertubuh agak semok sih di usia nya yang ijul sendiri tidak tahu, mungkin sekitar 44 taun bisa kurang bisa juga lebih.

……

Setelah makan, ijul menghampiri mamahnya menonton tv sambil masukin kerupuk. “ijul bantuin ya mah.”

“tumben.”

Ijul memasukan kerupuk sambil melirik ke tonjolan pa mamahnya yang sepertinya tak memakai bra. tiba tiba ijul memberanikan diri bertanya “mah, emang mamah gamau nikah lagi?”

“ngomong apa sih de..”balas mamahnya sambil menonton tv.

“kata guru ijul, manusia kan punya kebutuhan biologis mah.” terus ijul berkata.

“iya jul, tapi mamah kan udah tua..” balas mamahnya.

“emang kalo udah tua ga butuh ya mah, bukannya masih butuh ya mah..” Lanjut ijul berkata sambil memasukkan kerupuk.

“sotau kamu de..” balas mamahnya yang tersenyum ke arah ijul. “tau lah mah, kan ijul udah gede.” Celetuk ijul membalas.

“iya anak mamah udah gede…” kembali mamahnya berkata sambil tersenyum.

“pasti ka yuli juga setuju ko mah, kalo mamah nikah lagi…” lanjut ijul kadang melirik kepayudara mamahnya..

“ngelantur kamu jul ngomongnya, mana ada yang mau sama mamah yang udah tua gini..” lanjut mamahnya membalas ijul.

“ada lah mah, mamah masih bagus kan badannya.” entah kenapa ijul berani berucap demikian. mamahnya tak merespon ijul dan menonton tv.

Mamahnya menyelonjorkan kakinya kesofa, sambil memijat punggungnya sendiri asik menonton tv. “pegel mah?” tanya ijul yang melihat mamahnya.

“capek aja de…” balas mamahnya.

“ijul pijetin aja mahhh..” timpal ijul..

“tumben banget kamu jul, mamah sih seneng kalo kamu mau mijetin..” ungkap mamahnya.

Ijul berdiri dan berkata, “yaudah mamah tengkurep aja biar ijul pijet punggung mamah sekalian.”

mamahnya mengambil posisi tengkurep disofa dan kepalanya bertumpu pada bantal kecil, “punya anak baik bangett, kenapa gak dari dulu sih de..” seraya mamahnya tersenyum sambil memejamkan mata di sofa.

“ijul fikir mamah gapernah capek…” ucap ijul dan duduk di bawah sofa memijat kaki mamahnya.

melihat anaknya, mamahnya segera menarik kakinya dan berjalan “dikamar mamah aja de, kasian kamu duduk di lantai.”

Ijul berdiri dan masuk kedalam kamar mamahnya tanpa menutup pintu kamar. Mamahnya ijul langsung tengkurep dikamarnya yang terang.

Melihat tubuh mamahnya tengkurep dimana dasternya yang pendek itu nampak tersingkap mengikuti lekukan p****t mamahnya yang besar itu.

Ijul nampak menelan ludah sedikit, “jadi gak sih de mijetnya?” tanya mamahnya yang dengan segera ijul naik kekasur dan duduk disamping mamahnya memijat betis mamahnya.

Pemuda itu memijat dengan betis kanan dan kiri secara bergantian, “kamu mijet apa ngapain sih jul. gaberasa banget mijetnya.” Dengus maamahnya yang tiduran sambil bersandar dibantal kepalanya.

Ijul pun langsung mencengkram kan tangannyaa sekuat mungkin memijat betis itu dengan cukup kencang.

“nah ini baru pas de mijetnya..” seru mamahnya yang menikmati pijatan sambil menutup matanya.

Beberapa menit kemudian pijatan ijul pindah ke sekitar kaki mamahnya…

“capek ga de? Kalo capek udahan aja.” Ujar mamahnya yang tiduran coba mendongakkan kepala ke arah wajah ijul. “engga mah, lebih capek mamah lah yang dagang setiap hari.” Balas ijul.

Sempat ijul melihat mamahnya tersenyum sambil memejamkan mata, mungkin atas perkataan ijul barusan.

Ijul memijat menit demi menit, kaki dan betis ijul pijat secara bergantian. Didalam otaknya berfikir gimana cara bisa memijat p****t mamahnya yang besar itu, ia ingin sekali memijatnya namun tak berani karena belom menemukan alasan yang pas.

“mah, p****t mamah dipijet juga gak?” tanya ijul yang iseng bertanya.

“punggung aja de..” balas mamahnya.

Ijul langsung berpindah tempat ke atas dan duduk didekat punggung mamahnya.

“duduk aja de diatas kaki mamah biar enakan mijetnya…” ucap mamahnya.

Dengan cepat ijul berpindah posisi, tapi bukannya duduk diatas kaki mamahnya. Ijul malah duduk diatas p****t mamahnya dan memijat punggung mamahnya.

Sempat melirik mamahnya, namun ia seketika memilih membenamkan kepalanya lagi menghadap kekiri sambil memejamkan mata.

Tiba tiba ijul menghentikan pijatannya.

3.0 mama dan kakaku sama-sama enak

Dan berpindah posisi duduk diatas kasur dan memijat paha mamahnya dari luar daster..

“gausah jul…” ucap mamahnya lirih..

“sekalian aja mah, biar besok dagangnya semangat mahh..” balas ijul yang sebenarnya ia takut di tepis tangannya.

tapi mamahnya tak menjawab tetap tiduran sambil memejamkan mata.

sebenarnya ini adalah akal bulus ijul, manakala pijatan dipaha mamahnya dari luar daster itu sepeerti menarik sedikit demi sedikit daster mamahnya keatas.

Mamahnya sempat menarik kebawah kembali dasterny yang naik keatas.

Tapi beberapa menit kemudian daster tersebut naik lagi sedikit demi sedikit keatas, mamahnya sempat menengok kepalanya kearah ijul.

“kenapa mah?” tanya ijul yang melihat mamahnya mendongak menatapnya.

lalu, “gapapa.” Balas mamahnya dan membenamkan kembali kepalanya di atas bantal.

……

“Punggung lagi ya mah…” balas ijul yang langsung naik menduduki p****t mamahnya. “terserah de.” mamahnya sempat berucap.

Saat memijat punggung mamahnya ijul mendengar suara mamahnya mengerang “emmmm..”

Ijul lantas melanjutkan pijatannya dipunggung, ia duduk mundur kepaha mamahnya.

Ia merasakan penisnya agak bangun.

lantas ia menaiki p****t mamahnya kembali sambil tetap memijat punggung.

Dia sempat berfikir, “apa mamahnya tidakk merasakan penisnya yang bangun dipantatnya.”

Sontak ijul memaju mundurkan duduknya seperti menggesek penisnya di p****t mamahnya.

“emm…..” dengus mamahnya terdengar pelan sekali sambil merem.

……

“udah jul, paha mamah malah keram…” ucap mamahnya yang membuka mata menghadap kiri kepalanya.

“ijul pijetin lagi aja mah paha mamah…” celetuk ijul kembali.

“ambilin mamah aer putih dulu de, mamah aus.” Ucap mamahnya dan ijul segera melaksanakan perintahnya dan mamahnya meminum air sambil duduk dikasur.

“udah aja jul mijetnya kamu tidur aja… mamah udah agak ngantuk” perintah mamahnya setelah minum air putih. “baru bentar mah, biar besok enak mah dagangnya..” alasan ijul menjawab walaupun tanganny capek tapi ia menikmatinya.

“terserah kamu de, matiin dulu lampunya..” ujar mamahnya yang tiduran tengkurep kembali. Segera ijul mematikan lampu dan duduk disamping mamahnya, “betis aja de mijetnya jangan paha…” suara mamahnya.

Ijul segera memijat betis mamahnya di kamarnya yang agak gelap.

“kalo kamu capek udahan aja de..” celetuk mamaahnya kembali.

“santai mah, ijul kuat ko…” balas ijul…

Beberapa menit ijul memijat, tampak mamahnya sudah tak bersuara lagi…

Lantas ijul menarik daster mamahnya dan memijat paha bawah mamahnya tak terhalang oleh daster..

Dengan perlahan ijul sedikit demi sedikit menggeser daster tersebut hingga sedikit naik dan memijat paha mamahnya sebelah kiri….

“emmm…” suara mamahnya pelan.

Ijul berfikir, “apa mamahnya belom tidur? tapi ko engga marah saat pahanya dipijet langsung.”

Ijul berpindah ke paha sebelah kanan, dimana daster tersebut sudah naik masih menutupi p****t mamahnya dan memperlihatkan setengah bagian paha mamahnya.

Tiba tiba p***s ijul bangun saat menyentuh paha mamahnya secara langsung.

Ijul nekat dengan menurunkan boxer nya dan cdnya selutut ..

“capek jul?” suara mamahnya dari gelapnya kamar.

“belom mah..” ijul melanjuti memijat betis mamahnya.

Beberapa menit kemudian ijul naik lagi kepantat mamahnya dan memijat punggung mamahnya dengan pelan, sontak penisnya menempel di p****t mamahnya diluar daster. Ijul melakukan dengan perlahan.

Sambil memijat punggung, ijul dengn sengaja menggoyangkan penisnya menjalar di p****t mamahnya yang semok itu.

Tak ada sangkalan dari sang mamah, sedikit perlahan ijul menarik daster mamahnya setengah pantatnya.

Nampak ada garis yang berbentuk seperti g string terlihat.

Ijul menempelkan kembali penisnya di permukaan p****t mamahnya. Sambil memijat punggung.

Nampak tarikan nafas mamahnya yang dalam.

Ijul yakin mamahnya juga menikmati, tapi ijul tak mau buru-buru.

Ijul menggesekan sedikit penisnya di permukaan p****t mamahnya..

“emmm….” gumam mamahnya dimana tarikan nafasnya tampak sudah tidak normal.

Tangan ijul agak gemetar ketika menggeser sedikit tali g sting mamahnya yang berada ditengah p****t mamahnya ke sebelah kanan.

Ijul masih memijat punggung mamahnya.

Beberapa menit kemudian..

Ijul mengarahkan penisnya yang tegang menggesek pt mamahnya disekitar belahan va mamahnya..

“emmmmm…” leguh mamahnya pelan kembali terdengar. Nafas mamahnya juga sudah agak berat..

Ijul memundurkan pantatnya dan mencoba mengarahkan penisnya dibibir v****a mamahnya..

Mamahnya tampak menggerakan kepalanya membenamkan wajahnya diatas bantal.

Ijul mencoba menggesek gesek penisnya di bibir v****a mamahnya sambil memijat punggung bawah mamahnya.

Dan

“blesss…” ijul memasukkan penisnya setengah bagian ke dalam va mamahny yang ijul melihat bulu k*a sangat lebat.

Ijul mendiamkan setengah penisnya, menunggu respon mamahnya apakah marah atau tidak…

Tapi mamahnya tetap membenamkan seluruh kepalanya dibantal…

Ijul memaju mundurkan setengah penisnya didalaam v****a mamahnya pelan sekali… “emphhj…” suara mamahnya pelan terdengar.

Ijul dengan perrlahan sekali memasukan seluruh penisnya dan mendiamkannya..

“emphhhmm..….” suara mamahnya kembali terdengar..

Ijul memajumundurkan penisnya pelan kadang kali terdengar bunyi “plokk….” kala ijul memasukan seluruh penisnya.

Dari gelapnya kamar, mamahnya yang tengkurep menggeser kepalanya menghadap kiri dan berkata “jul…”

Mendengar suara mamahnya, reflek ijul menarik penisnya dan turun dari p****t mamahnya duduk disebelah kanan. tiba tiba mamahnya memutar badan telentang menggeser kembali g stringnya ketempat semula dan menarik dasterny kebawah sambil berkata “mamah tau kamu udah gede, tapi kita gaboleh begini… mamah akui mamah jadi kepengen. tapi kita ibu dan anak..” ucap mamahnya sambil telentang.

“ma…af mah..” balas ijul yang tak menarik kembali boxer dan cdnya.

Mamahnya melihat kearah p***s ijul yang tegak. “kalo kamu penasaran, kamu boleh melakukan kaya tadi.. tapi jangan dimasukin…” ucap mamahnya dan berputar posisi tengkurep lagi dan menarik dasternya keatas sampai pinggang.

Ijul melihat pt mamahnya bebas dan membuka kakinya seperti ingin menduduki pt mamahnya tapi ia hanya menggesek penisnya yang tegang di bibir vaginanya…

“huh……” ucap mamahnya saat penisnya ijul menggesek bibir vaginanya.

Ijul melakukan itu dengan pelan ia mencoba memancing nafsu mamahnya.

Sesekali kepala penisnya ia coba masukkan dan langsung dikeluarkan kembali..

Ijul melakukan seperti itu, memasukan kepala penisnya dan dikeluarkan kembali…

“emm…..”

Saat kepala ps ijul masuk kembali, ia merasa v*a mamahnya sudah agak basah.

“emm….”

Ijul tak ingin tergesa gesa ….

“uhhhh…..” suara mamahnya yang menghadap kiri nafasnya tampak berat…

“jul…..”

Mamahnya bersuara…

“iya mah…”

“kalo masuk setengahnya gapapa jul….”

Lantas ijul memasukan penisnya setengah dan mengeluarkannya berkali kali ijul melakukann itu ..

“emphh…… eemphhhh….”

“emphhh……”

336.8 mama dan kakaku sama-sama enak

suara mamahnya…

Ijul terus melakukan itu..

“emmphhhh….”

“jul….”

“mamah …..”

Ijul tersenyum dibelakang, sambil melakukan memasukkan penisnya dan menariknya “kenapa mahh?”

“emphh… engga….” balas mamahnya….

Ijul mulai menggoyang mamahnya dengan agak kencang sambil memegang p****t mamahnya dari samping..

“jul…… ahhhhh……”

“jangannn siksaa mamah de…..”

“ohhh…..”

Ijul lantas memasukan selluruh penisnya dan menyodok dengan kencang..

“plokkk…”

Lalu menggoyang dengan cepat……

“ahhhhhh..emphh……”

“terus de……”

“bikinn mamah enak de……”

“ahhhhhhh……. ahhhh….”

Rancau mamahnya …

“ahhhh….”

“ohhhhhh……”

“ahhh…..”

Sodokan p***s ijul membuat mamahnya juga menggoyangkan pantatnya…..

“uhhhhhh…..”

“enakkk de…..”

“enakk banget……”

“ahhhhh…..”

Ijul semakin cepat menggoyang penisnya…

“emphj….”

“mamahhh gak kuat……”

“plok…. plok…. Plok….”

“ahhhhh….”

“de…..”

“ijul mau keluar mah…”

“didalam aja de gapapa… “

“ahhh….”

“mamah maau ngerasain …….”

“ohhhh…..”

Ijul semakin mempercepat sodokanny…

Semenit kemudian ijul keluar ….

“angettt bangett mah….”

“jangan bilang bilang siapa siapa de….”

Mamahnya masih tengkurep dengan kedua tangan keatas…

Ijul belom juga mengeluarkan penisnya….

“linuuu punya mamah, punya kamu gede bangettt de…” saat ijul menarik penisnya..

“besok besok boleh lagi gak mah….”

“asal ka yuli jangan sampe tau…”

Share this content:

Post Comment

You cannot copy content of this page